Membaca ekstensif adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan membandingkan 2 bacaan atau lebih agar diketahui persamaan dan perbedaan gagasan-gagasan penting yang ada di dalam bacaan-bacaan tersebut. Dalam membaca dan memahami sebuah berita, kita harus memperhatikan prinsip 5W=1H, yaitu:
-What : apa yang menjadi pokok pemberitaan atau permasalahan.
-Who : siapa saja yang terlibat.
-Why : mengapa hal tersebut dipermasalahkan.
-When : kapan permasalahan tersebut muncul.
-Where : di mana permasalahan tersebut muncul dan berkembang.
-How : bagaimana pemecahannya.
Faktor eksogen keterampilan membaca meliputi:
1)Faktor keterbacaan.
2)Tersedianya fasilitas yang memadai.
3)Situasi dan kondisi lingkungan yang aman.
4)Suasana yang damai.
TUGAS B.INDO KELAS 9 HAL 103
1.) Gagasan utama artikel 1
Paragraf 1: BTN mengeluarkan Rp800 milyar untuk kredit pemilikan rusuna.
Paragraf 2: Mulai banyak pemohon kredit pemilikan apartemen untuk rusuna.
Paragraf 3: Pengembang memang berpacu membangun rusuna.
Paragraf 4: BTN mencatat ada 4.000 pemohon untuk kredit rusuna.
Paragraf 5: BTN mengalokasikan dana sebesar Rp1 triliyun untuk program rusuna.
Paragraf 6: Minat masyarakat untuk tinggal di rusuna dinilai tinggi.
Paragraf 7: Bisnis rusuna memiliki pospek cerah.
Paragraf 8: Potensi itu juga terlihat dari peningkatan pelaku bisnis poperti untuk membangun hunian.
Paragraf 9: Reddy mencontohkan proyek rusuna yang dia bangun di daerah Cawang.
Paragraf 10: Sekitar 72% pembeli rusuna adalah pegawai negeri.
Paragraf 11: Pembebasan PPN sebesar 10% jika membeli rusun secara cicil dengan KPA di BTN.
Paragraf 12: Konsumen tidak mendapat pembebasan PPN jika membeli rusun secara tunai.
Gagasan utama artikel 2
Paragraf 1: Pembangunan rusuna akan menggunakan produk lokal.
Paragraf 2: Digunakan produk lokal untuk menumbuhkan industri dalam negeri dan menekan harga jual rusuna.
Paragraf 3 & 4: Menteri Negara Perumahan Rakyat, Yusuf Asy'ary mengatakan bahwa untuk membangun rusuna tidak dibutuhkan teknologi tinggi.
Paragraf 5: Industri keramik milik Tendean Rustandi siap mendukung mendukung pembangunan 1.000 menara rusuna.
Paragraf 6: Harga jual keramik lebih rendah 30% bagi proyek rusuna.
Paragraf 7: Produk untuk membangun rusuna harus lolos persyaratan teknisi,
Paragraf 8: Harga boleh diturunkan asalkan kekuatan produk tetap sesuai aturan.
Paragraf 9: Harga satu unit rusuna berkisar Rp75 juta hingga Rp144 juta.
Paragraf 10: Bila produsen perumahan menurunkan harga, maka pengembang jangan mengambil untung.
Paragraf 11: Digunakan produk lokal sebenarnya tidak membuat harga rusuna turun.
Paragraf 12: Menggunakan 100% produk lokal berbeda jika 40% menggunakan bahan impor.
Paragraf 13: Ali menyambut baik keinginan produsen untuk menurunkan harga produk.
Paragraf 14: Menurut Ali cara untuk menurunkan harga rusuna tetaplah subsidi.
Paragraf 15: Kenaikan harga bahan bangunan lebih tinggi dari kenaikan daya beli.
2.)Artikel 1 5W+1H
What : BTN menyalurkan Rp800 milyar untuk rusuna
Who : BTN
Why : Untuk pembangunan rusuna
When : Maret 2008
Where : Jakarta
How : Konsumen akan mendapat pembebasan PPN 10% jika membeli rusun secara mencicil melalui KPA di BTN
Artikel 2
What : Membangun rusuna menggunakan hampir 100% produk lokal
Who : PT Arwana Nuansa Keramik di Cikande
Why : Untuk menumbuhkan industri dalam negeri dan menekan harga jual rusuna
When : November 2007
Where : Cikande, Banten
How : Subsidi merupakan hal yang relevan agar harga rusuna makin terjangkau